jump to navigation

DESAIN OPERASIONAL SKRIPSIKU September 12, 2008

Posted by chairulanw in Uncategorized.
add a comment

PASAR TRASIONAL SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA PASAR MODERN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan pasar yang semakin kuat di masa sekarang ini, menghasilkan sebuah dilema. Dengan semakin beragamnya aktor yang terlibat dalam perekonomian pasar membuat dua generasi pasar yaitu pasar tradisional dan pasar atau toko modern saling beradu kekuatan. Masing-masing pasar tersebut memiliki basis masa tersendiri. Pasar tradisional yang merupakan pasarnya masyarakat lapis bawa cenderung dirugikan dengan hadirnya toko-toko modern.
Dibukanya tempat-tempat perbelanjaan modern di kota-kota besar menimbulkan kegamangan akan nasib pasar tradisional skala kecil dan menengah di wilayah perkotaan. Hilangnya pasar tradisional yang telah berpuluh tahun menjadi penghubung perekonomian pedesaan dengan perkotaan dikhawatirkan akan mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan.
Allah Swt. berfirman;
“Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu)[519], dan penuhilah janji Allah[520]. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.”

Persaingan dalam industri ritel telah melanda negara-negara maju sejak beberapa dekade, khususnya di Amerika Serikat (AS) dan Eropa Barat. Persaingan terjadi terutama antara usaha ritel tradisional dan ritel modern. Namun, menjelang dekade akhir milenium lalu, persaingan makin meluas hingga ke negara-negara berkembang, yang mana deregulasi sektor usaha ritel yang bertujuan untuk meningkatkan investasi asing langsung (foreign direct investment/ FDI) telah berdampak pada pengembangan jaringan ritel modern seperti supermarket.
Di Indonesia, supermarket lokal telah ada sejak 1970-an, meskipun masih terkonsentrasi di kota-kota besar. Pemberlakukan liberalisasi sektor ritel pada 1998 menjadi awal masuknya ritel asing ke pasar dalam negeri. Akibatnya, persaingan dunia saudagar pun semakin sengit. Meningkatnya persaingan telah mendorong kemunculan supermarket di kota-kota yang lebih kecil dalam rangka untuk mencari pelanggan baru dan terjadinya perang harga. Akibatnya, persaingan bukan hanya antarsesama pasar modern, pasar tradisional pun menjadi korban persaingan ini. Sebab, supermarket tidak hanya mengincar pasar kelas menengah ke atas, tetapi juga kelas bawah. Syahdan, kondisi ini menyebabkan pasar tradisional kehilangan pelanggan akibat membanjirnya produk-produk bermutu dengan harga murah dan lingkungan perbelanjaan lebih nyaman yang disediakan. Lambat laun, sejumlah pasar tradisional gulung tikar. Survei AC Nielsen menyebutkan, meski jumlah pasar tradisonal di Indonesia mencapai 1,7 juta unit atau mengambil porsi 73% dari keseluruhan pasar yang ada, laju pertumbuhan pasar modern jauh lebih tinggi.
Pertumbuhan pasar tradisonal hanya 5% per tahun, sedangkan pasar modern mencapai 16%. Sementara berdasarkan data Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), untuk di Jakarta saja, hingga 2007 sudah ada tujuh pasar yang tutup. Persoalan ini tentu juga dialami di negara berkembang lainnya. Kendati persaingan antarsupermarket secara teoritis menguntungkan konsumen, dan mungkin perekonomian secara keseluruhan, tetapi dampaknya pada pasar tradisional tidak bisa dihindari.
Dengan berbagai persoalan yang dihadapi pasar tradisional selama ini, sangat mustahil bisa bersaing dengan ritel modern. Apalagi, pasar tradisional identik dengan tempat kumuh, semrawut, kotor, tindakan kriminal tinggi, tidak nyaman, fasilitas minim seperti parkir, toilet, tempat sampah, listrik, air, jalan becek dan sempit. Bandingkan dengan ritel modern yang nyaman, aman, dan harga bahkan lebih murah untuk ritel-ritel tertentu.
Adakah diantara kita yang sempat mengamati secara serius dampak dari hadirnya pasar modern besar terhadap pasar tradisional? Ada yang mengatakan bahwa ini adalah konsekuensi dari persaingan ekonomi, dan lebih sedih lagi karena dianggap sebagai sesuatu yang biasa, pantas dan selayaknya terjadi. Seorang pedagang di Ujung Murung bercerita bahwa sekarang ini jumlah pembeli sangat berkurang, harga bersaing ketat, pedagang hanya bisa mengambil untung tipis asal barang bisa terjual. Pedagang lainnya di pasar Cempaka mengeluh karena hampir seharian hanya satu dua orang yang mengunjungi kiosnya. Suasana sepi pembeli ini juga terjadi di pasar Sudimampir, pasar Lima, pasar Lama, pasar Teluk Dalam, pasar Telawang dan pasar-pasar tradisional lainnya. Sebuah liputan media elektronik bahkan memberitakan bahwa pasar modern telah mematikan pasar tradisional, dan itu telah terjadi dibanyak kota yang pemerintahnya memberi kemudahan bagi menjamurnya pasar modern. Jangankan pasar tradisonal, berdirinya pasar modern besar juga telah mematikan mall-mall lainnya yang lebih kecil. Ditingkat ini rupanya pasar benar-benar seperti rimba belantara tanpa aturan, karena persaingan dimenangkan oleh yang paling kuat, paling besar dan paling menguasai. Di Banjarmasin sebut saja beberapa mall seperti Makro, Lima Cahaya, Roberta, Posindo, Mitra Plaza yang seharian kosong melompong tanpa pengunjung, karena semua pengunjung menumpuk pada satu mall besar yang dianggap paling modern dan paling lengkap.
Nasib mall-mall seperti ini, mungkin dampaknya tidak terlalu makro atau menikam langsung pada masyarakat, secara bertahap paling-paling pemilik mall akan mengurangi jumlah karyawan agar beban tidak terlalu berat, kemudian mungkin mencari strategi baru untuk bertahan, dan bila itu juga tidak dimungkinkan maka barulah mereka mengakhiri usahanya atau pindah ke lokasi lain.
Yang membuat risau adalah dampaknya bagi pasar tradisional, karena dipasar inilah sesungguhnya perputaran ekonomi masyarakat terjadi. Disini uang beredar dibanyak tangan, tertuju dan tersimpan dibanyak saku, rantai perpindahannya lebih panjang, sehingga kelipatan perputaran yang panjang itu berdampak pada pergerakan perekonomian bagi kota dan daerah. Berbeda dengan pasar modern besar, semua uang yang dibelanjakan tersedot pada hanya segelintir penerima yang disebut dengan kasir dan efeknya bagi perputaran ekonomi lebih pendek, karena itu sesungguhnya tidak terlalu membawa dampak pada perputaran sektor lain diluar dirinya. Teori ini merupakan teori ekonomi makro sederhana, dimana bila uang disatu daerah rantai perpindahannya lebih panjang, maka uang tersebut akan mampu membawa perputaran ekonomi lebih tinggi bagi daerah tersebut, sebaliknya bila rantai perputarannya pendek maka tidak akan banyak memberi dampak kemajuan ekonomi.
Jangan anggap ini sesuatu yang biasa, karena bila pasar tradisonal mati, maka menciptakan ketidak seimbangan konomi dan sosial. Pastilah pengaruhnya besar sekali, terlebih Banjarmasin adalah kota dagang, sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai pedagang, dan profesi tersebut mereka jalani di pasar-pasar tradisional yang tersebar diberbagai sudut Banjarmasin, bukan di mall-mall. Secara sederhana bila operasional lebih tinggi dari pendapatan maka mereka gulung tikar, dan pendapatan mereka sangat ditentukan oleh banyaknya jumlah pengunjung yang membeli.
Ini bukan persaingan, tetapi lubang kubur yang dilahirkan oleh kebijakan yang tidak sensitif pada nasib pedagang tradisional. Bukanlah persaingan bila keseimbangan tidak terjadi. Persaingan diawali dari kesetaraan, kesesimbangan dan kesamaan posisi. Persaingan hanya memberi ruang kompetisi strategi, karena itu persaingan selalu saja berada dalam satu kelas yang sama, strata yang sama atau cakupan yang sama. Bukanlah persaingan bila pesertanya tidak seimbang, karena yang akan terjadi justru pembantaian. .
Untuk mengkaji dan mengetahui perkembangan terakhir serta mencarikan solusi tentang permasalahan yang terjadi di pasar traisional setelah adanya pasar modern, maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam tentang masalah ini. Di mana hasil penelitian ini akan dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul “PASAR TRADISIONAL SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA PASAR MODERN DI SENTRA ANTASARI BANJARMASIN”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran praktek dan perkembangan pasar tradisional sebelum dan sesudah adanya pasar modern di Sentra Antasari Banjarmasin?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan pasar tradisional sebelum dan sesudah adanya pasar modern di Sentra Antasari Banjarmasin?
3. Bagaimana dampak keterlibatan pemerintah terhadap perkembangan pasar tradisional sebelum dan sesudah adanya pasar modern di Sentra Antasari Banjarmasin?
4. Bagaimana praktek persaingan pasar tradisional dan pasar modern di Sentra Antasari ditinjau dari mekanisme pasar syariah?
C. Tujuan Penilitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran praktek dan perkembangan pasar tradisional sebelum dan sesudah adanya pasar modern di Sentra Antasari Banjarmasin.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan pasar tradisional sebelum dan sesudah adanya pasar modern di Sentra Antasari Banjarmasin.
3. Untuk mengetahui dampak keterlibatan pemerintan terhadap perkembangan pasar tradisional sebelum dan sesudah adanya pasar modern di Sentra Antasari Banjarmasin.
4. Untuk mengetahui praktek persaingan pasar tradisional dan pasar modern di Sentra Antasari ditinjau dari mekanisme pasar syariah
D. Signifikasi Penelitian
Peneliti mengharapkan baik sekarang maupun di masa yang akan datang hasil penelitian ini berguna dalam hal sebagai berikut:
1. Bahan masukan dan informasi bagi para pedagang di pasar tradisional dan pihak pengelola pasar modern, agar lebih bisa melakukan perniagaan tanpa saling menjatuhkan salah satu pihak.
2. Bahan masukan dan informasi bagi pemerintah yang berwenang terhadap perpasaran, agar lebih memperhatikan semua aspek yang mempengaruhi perkembangan pasar tradisional dan pasar modern sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
3. Bahan Informasi bagi mereka yang ingin mengadakan penelitian lanjutan tentang masalah ini namun dari sudut yang berbeda.
4. Bahan untuk menambah khazanah kepustakaan bagi IAIN Antasari Banjarmasin.

E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam penelitian yang dikehendaki pada penelitian ini penulis berusaha membuat definisi operasional sebagai berikut:
1. Yang dimaksud pasar adalah kegiatan penjual dan pembeli yang melayani transaksi jual-beli. Pasar dibagi menjadi dua: pasar tradisional dan pasar modern
2. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar
3. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan dan hypermarket, supermarket, dan minimarket.

F. Sistematika penulisan
Dalam penelitian ini penulis membaginya dalam enam bab dengan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.
Bab II Beberapa gambaran umum tentang Sentra Antasari dan perkembangan perniagaan di kota Banjarmasin.
Bab III Metode Penelitian yang memuat jenis, sifat, dan lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data, tahapan penelitian.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari data responden, demografi, tabulasi data hasil kuisioner perilaku nasabah, analisis dan interpretasi data dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V Penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis, Pendekatan dan Lokasi
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah penelitian serta berlandaskan teori yang diuraikan maka jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksplanatori atau jenis penelitian uji hipotesa. Dalam uji hipotesa ini akan digunakan metode-metode tertentu yang sesuai dengan penelitian yang digunakan. Peneliti menggunakan jenis penelitian eksplanatori yang bentuk pengamatannya adalah pengamatan survey dangan pendekatan kuantitatif. Penelitian menurut tingkat ekplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian tingkat ekplanasi adalah peneitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta menjelaskan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Bentuk pengamatan yang dilakukan dalam penelitian adaah berbentuk survey. Menurut Masri Singarimbun dalam Singarimbun dan Effendi (editori : 1995:3) penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap hipotesa yang telah dirumuskan, sehingga akan diketahui hubungan dan pengaruh pasar tradisional sebelum dan sesudah adanya pasar modern di Sentra Antasari. Dengan melihat data yang akan disampaikan maka penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
Penelitian dilakukan pada para pedangan tradisional di Sentra Antasari Kota Banjarmasin yang terdiri dari:
1. Pedagang perhiasan
2. Pedagang sembako
3. Pedagang pakaian
4. Pedagang elektronik
5. Pedagang perlengkapan rumah tangga
B. Desain Penelitian
Agar penelitian ini dapat tersusun secara sistematis, maka diempuh tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Tahap pendahuluan
Pada tahap ini penulis menetapkan masalah penelitian yang selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan kemudian dijadikan sebuah proposal penelitian untuk diajukan kepada tim seleksi proposal pakultas syariah untuk mendapatkan persetujuan dan kemudian diadakan seminar.
b. Tahap pengumpulan data
Pada tahap ini penulis mengumpulkan data-data primer dan sekunder yang berhubungan dengan permasalahan ini dengan tekhnik angket, wawancara dan dokumentasi.
c. Tahap pengolahan dan analisis data
Pada tahap ini data-data yang terkumpul dipilih dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah yang menjadi sasaran dalam penelitian ini.
d. Tahap penyusunan
Pada tahap ini penulis melakukan penyusunan berdasarkan sistematika yang telah ada untuk dijadikan sebuah karya ilmiah. Penulis mengkonsultasikannya kepada pembimbing skripsi, kemudian dilakukan penggandaan dan selanjutya dilakukan munakasyah dihadapan tim penguji skripsi.

C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah para pedagang di pasar tradisional di Sentra Antasari Banjarmasin.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah perkembangan perniagaan yang diakukan oleh para pedagang di pasar tradisional sebelum dan sesudah adanya pasar modern di Sentra Antasari Banjarmasin.
D. Data Dan Sumber Data
1. Data
Data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang dteliti, dalah hal ini adalah responden pedagang tradisional Sentra Antasari Banjarmasin.
a. Identitas responden, yaitu: pertama para pedagang tradisional Sentra Antasari Banjarmasin yang meliputi sejarah pendirian, jumlah barang dagangan dan berapa keuntungan yang didapat. Kedua, konsumen atau pelanggan, yang meliputi: nama, umur, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
b. Kepuasan pembeli dalam melakukan transaksi di pasar tradisional Sentra Antasari Banjarmsin, baik itu dari segi pelayanan, harga maupun kualitas barang yang dijual.
2. Sumber Data
Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Responden, para pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan transaksi jual beli di Sentra Antasari banjarmasinn yaitu para pihak konsumen dan pihak pedagang di Sentra Antasari.
b. Informan, yaitu orang yang mengenal dan mengetahui, dapat memberikan informasi dan keterangan-keterangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga data menjadi lengkap, dalam hal ini adalah Distako Banjarmasin dan PT Giri Jaladi Wana selaku pihak pengelola Sentra Antasari.

E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik angket, yaitu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun dalam bentuk pedoman angket kepada responden dan teknik wawancara, yaitu dengan langsung bertatap muka dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun dalam bentuk pedoman wawancara kepada beberapa pedagang tradisional di Sentra Antasari.

F. Teknik Pengolahan Data Dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini meliputi:
a. Editing, yaitu: penulis meneliti dan memeriksa kembali kelengkapan, kejelasan dan kesempurnaan data yang diperoleh dilapangan.
b. Klasifikasi, yaitu semua data yang terkumpul dikelompokkan sesuai dengan jenis dan kronologis permasalahan yang diteliti.
c. Matrikasi, yaitu menyusun data dalam bentuk matriks.
2. Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, yaitu dengan cara mengkaji hasil penelitian, membahasnya yang mengacu pada landasan teoritis terhadap pasar tradisioanal sebelum dan sesudah adanya pasar modern di Sentra Antasari Banjarmasin.

.

OUTLINE
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Signifikansi Penelitian
E. Definisi Operasional
F. Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum tentang Sentra Antasri Banjarmasin
B. Gambaran Umum Perkembangan Perdagangan di Kota Banjarmasin
C. Perbedaan Pasar Tradisional dan Pasar Modern
D. Islam Mengatur Pasar

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis, Pendekatan dan Lokasi
B. Desain Penelitian
C. Sibyek dan Obyek Penelitian
D. Data dan Sumber Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Responden
B. Demografi
C. Tabulasi dan Hasil Kusioner
D. Analisis dan Interpretasi Data
E. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Baso Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta: Delta Khoirunnisa, 2002

Depag Republik Indonesia. AL-Qur’an dan Terjemahannya. Surabaya: Tri Karya Surabaya. 2004.

Fikri, Ali, al-Mu’amalah al-Madiah wa al-Adabiah, Beirut: Dar al-Fikr, tt.
Indriantoro, Nur, Metodologi Penelitian Bisnis: BPFE, Yogyakarta. 2002

Muhammad, Menunggu Kiprah Penyelamat Ekonomi Rakyat, Pengantar pada Muhammad Ridwan, Sistem dan Prosedur Pendirian Baitul Mal wat-Tamwil (BMT), Yogyakarta: Citra Media, 2006.
Muhammad dan Alimin. Etika dan Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam. Yogyakarta. 2004.

Mufuh, Muhammad. Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi: Raja Grafindo Persada. Jakarta 2006.

Rahman, Afzalur. Doktrin Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT. Dana Wakaf. 1995.

Sudarsono. Pokok-Pokok Hukum Islam. Jakarta: Rineka Cipta. 1993.

Sutisna, Prilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran: Remaja Rosdakarta, 2001

Wilian J. Stanton, Prinsip Pemasaran, Jilid I. Erlangga. Jakarta. 1995
Zarqa,’Mushthafa Ahmad az-, al-Madkhal ila Nadhariah al-Iltizam al-‘Ammah fi al-Fiqh al-Islami, Beirut: Dar al-Fikr, tt.
Zuhaili, Wahbah az-, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, Beirut: Dar al-Fikr, tt.

BAB I